Sabtu, 11 Mei 2013
In:
Nabi
KUCING MENJADI HEWAN KESAYANGAN NABI
Nabi
menekankan di beberapa hadisnya bahwa kucing itu tidaklah najis. Bahkan
diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap
suci. Lantas kenapa Rasulullah Saw yang buta baca-tulis,berani mengatakan bahwa
kucing suci, tidak najis? Lalu, bagaimana Nabi mengetahui kalau pada badan kucing
tidak terdapat najis?
Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri.
Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.
Pada permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang
runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini
sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes
pun cairan yang jatuh dari lidahnya.
Lidah
kucing merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar
bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di
badannyaTelah
dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia,
perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan
ekor. Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan.
Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus
diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya.
Hasil
yang didapatkan adalah:
Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan
berulang-ulang.
Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80%jika
dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif
berkuman.
Hanya sedikit sekali kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu
masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada
tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus,
dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium
menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan
membersihkan.
Kucing
tidak suka air karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan
bakteri, terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll). Kucing juga
sangat menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tdk banyak berjemur dan tidak
dekat2 dgn air. Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang
menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.
Apa yang
diperlihatkan Rosulullah pada sahabatnya berikut ini:
Hadis Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua
Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu,
datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana
sampai kucing itu minum. Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata,
“Apakah kamu heran?” Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi
SAW pernah bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling
di rumah (binatang rumahan),” (HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu
Majah).
Diriwayatkan
dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke
Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air
wudhu untukku ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah
selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana.
Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.
Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing
termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada
najis.”
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa
budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah
Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk
menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur.
Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat
bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh
kucing, dan Aisyah memakannya. Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis. Ia
binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari
sisa jilatan kucing, (HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar