Minggu, 12 Mei 2013
In:
Fiqih~Sholat
SUPAYA PAHALA SHOLAT TIDAK HILANG^
Shalat merupakan amalan yang sangat penting dan salah
satu rukun Islam yang agung. Oleh karena itu selayaknya setiap muslim
memberikan perhatian yang besar terhadap urusan shalat. Shalat yang dilakukan
dengan ikhlash dan memenuhi syarat dan rukunnya insya-Allah akan diterima di
sisi Allah subhanahu wata’ala. Namun ada juga shalat yang tidak diterima di
sisi Allah meskipun syah, dan ada pula yang batil (tidak syah) dan tentunya
Allah subhanahu wata’ala pun tidak akan menerima shalat tersebut.
Berikut ini beberapa kiat untuk menjaga agar shalat kita diterima di sisi Allah
subhanahu wata’ala, berpahala, dan tidak sia-sia. Semoga bermanfaat!!
1. Jangan Datangi Tukang Ramal
Orang yang mendatangi tukang ramal/juru tebak, maka shalatnya tidak diterima
selama empat puluh hari, walaupun shalat yang dia kerjakan adalah syah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang medatangi
tukang ramal ('arraf) lalu menanyakan kepada-nya tentang sesuatu
(berkonsultasi), maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari."
(HR. Muslim)
2. Hindari Parfum bagi Wanita yang Ingin Shalat di Masjid
Pada dasarnya wanita tidak dilarang shalat di masjid, namun shalat di dalam
rumahnya adalah lebih utama. Andaikan seorang wanita ingin shalat di masjid,
maka hendaknya dia memperhatikan ketentuan-ketentuan syara'. Di antara yang
terpenting adalah tidak memakai parfum, karena Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam telah bersabda, "Wanita mana saja yang memakai wewangian untuk
pergi ke masjid, maka tidak diterima shalatnya sebelum dia mandi sebagaimana ia
mandi dari janabah." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dishahihkan Al-Albani)
3. Laksanakan Shalat dengan Berjama’ah
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
"Barang siapa yang mendengar adzan lalu dia tidak memenuhinya, maka tidak
ada shalat baginya kecuali karena ada udzur." (HR. Abu Dawud dan Ibnu
Majah, dishahihkan oleh al-Albani)
Hal ini juga menunjukkan bahwa shalat berjama'ah hukumnya wajib bagi laki-laki
yang tidak mempunyai udzur.
4. Jauhi Khamer (Miras)
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
"Barangsiapa meminum khamer, maka tidak diterima shalatnya selama empat
puluh hari. Jika dia bertaubat, maka Allah akan menerima taubatnya." (HR
Ahmad dan At-Tirmidzi)
5. Jangan Bermusuhan Secara Tidak Haq
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Ada tiga golongan yang Allah tidak menerima shalat mereka," (di
antaranya).... dua orang yang saling bermusuhan." (HR. Ibnu Hibban dan
Ibnu Majah)
Yang dimaksud dengan bermusuh-an di sini adalah tidak bertegur sapa melebihi
tiga hari dengan alasan yang tidak dibenarkan menurut agama.
6. Jangan Durhaka kepada Orang Tua dan Memutus Tali Silatur Rahim
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
"Allah tidak menerima amalan orang yang memutus tali silaturrahim."
(HR. Ahmad)
Orang yang melakukan perbuatan di atas mendapatkan ancaman berupa shalatnya
tidak diterima oleh Allah subhanahu wata’ala, atau tidak berpahala, tetapi dari
segi hukum shalatnya syah. Dan mereka tetap wajib melaksanakan shalat. Hal ini
sebagai hukuman atau sanksi atas kesalahan yang dia lakukan.
Teks-teks dalil syar'i menunjukkan bahwa orang yang melakukan kesalahan
tersebut di atas, maka shalatnya tidak diterima. Dengan tetap melaksanakan
shalat, berarti kewajibannya telah gugur sehingga tidak terkena dosa
meninggalkan shalat.
Untuk menjaga shalat agar syah dan tidak batil (sia-sia), berikut ini
ditunjukkan kiat yang hendaknya kita perhatikan:
1. Shalatlah dalam Keadaan Suci
Orang yang dalam keadaan memiliki hadats, baik hadats besar maupun kecil, maka
tidak syah bila mengerjakan shalat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kalian, jika ia
berhadats, sampai ia berwudhu." (Muttafaqun 'alaih). Dan juga sabda beliau
yang lainnya, "Tidak akan diterima shalat tanpa bersuci." (HR. Muslim)
2. Jauhi Sikap Riya'
Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
menjelaskan bahwa amal seseorang itu tergantung niatnya. Kalau orang
melaksanakan shalat karena Allah, maka shalatnya akan diterima, sedangkan jika
shalatnya bukan karena Allah, maka Allah subhanahu wata’ala tidak
membutuhkannya. Dalam sebuah hadits Qudsi Allah subhanahu wata’ala
berfirman,
"Aku tidak butuh terhadap sekutu-sekutu, barangsiapa yang melakukan suatu
amalan, yang di dalam amalan tersebut menyekutukan Aku dengan selain-Ku, maka
Aku tinggalkan dia dan sekutunya." (HR. Muslim)
3. Jangan Bersikap Munafik
Orang munafik adalah orang yang mengaku Islam, namun dalam hatinya
menyembunyikan kekufuran dan kebencian terhadap Islam. Dia tidak senang jika
syariat Islam ditegakkan, dia membenci sunnah-sunnah yang diajarkan Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam, mengejek dan memusuhi Islam, atau mengatakan
bahwa Islam itu hanya di masjid saja, sedang di luar masjid tidak perlu Islam
lagi.
Maka orang seperti ini tidak akan diterima shalatnya sebelum ia bertobat. Allah
subhanahu wata’ala berfirman, artinya:
Katakanlah, "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu
berolok-olok?". Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah
beriman." (QS. At-Taubah:65-66)
"Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan,
dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS. An-Nisa': 65)
4. Hindari Shalat di Masjid yang Ada Kuburannya
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Bumi keseluruhannya adalah masjid kecuali jamban dan kuburan." (HR.
Abu Dawud, dishahihkn oleh Al-Albani).
Beliau juga telah bersabda, "Janganlah kalian shalat menghadap ke kubur
dan jangan duduk di atasnya." (HR. Muslim)
"Semoga laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yahudi dan nashrani
yang telah menjadikan kubur para nabi mereka sebagai masjid-masjid."
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, "Rasulullah memperingatkan kita dari
apa yang telah mereka lakukan." (Muttafaqun 'alaih)
Juga sabda beliau,
"Ketahuilah bahwa orang-orang sebelum kalian telah menjadikan kuburan para
nabi mereka dan kuburan orang-orang shaleh mereka sebagai masjid-masjid.
Ingatlan, jangan kalian menjadikan kubur-kubur sebagai masjid, karena
sesungguhnya aku melarang yang demikian itu." (HR. Muslim)
Sebagian ulama berpendapat bahwa shalat di masjid yang ada kuburannya tidak
syah, jika dengan niat ingin bertabarruk dengan ahli kubur. Sedangkan jika
hanya sekedar shalat, maka shalatnya itu tetap syah, namun pelakunya terjerumus
ke dalam perbuatan yang dibenci (makruh).
5. Jangan Sekali-kali Melakukan Kemusyrikan.
Orang musyrik adalah orang yang memalingkan ibadah kepada selain Allah
subhanahu wata’ala, seperti orang yang ber-taqarrub atau beribadah kepada orang
yang telah mati dengan keyakinan bahwa orang yang telah mati ini dapat
memberikan manfaat atau menghilang-kan madharat.
Ataupun orang yang menyembelih binatang karena selain Allah, sujud kepada
mereka, berdo’a kepada mereka agar memenuhi hajat dan kebutuhan hidup. Meminta
mereka agar memberikan barakah kepada diri, harta dan anak-anaknya. Begitu pula
orang yang berkeyakinan bahwa ada makhluk yang mengetahui perkara ghaib dan
memberikan manfaat selain Allah subhanahu wata’ala serta berkeyakinan bahwa dia
dapat mengatur kehidupan ini.
Orang-orang seperti ini meskipun mengerjakan shalat, tetapi shalatnya tidak
diterima oleh Allah subhanahu wata’ala karena dia telah melakukan kesyirikan
yang menyebabkan amal menjadi hilang lenyap.
Allah subhanahu wata’ala befirman, artinya:
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi)
sebelummu, "Jika kamu mempersekutu-kan (Allah), niscaya akan hapus amalmu
dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Az-Zumar:
65)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar