Jumat, 17 Mei 2013
In:
Islamiyah
SAKITNYA SAKARATUL MAUT**
Setiap anggota badan memiliki hubungan dengan ruh
dengan kadar yg berbeda. Ruh yang dicabut dari raga seseorang berdampak sakit
terhadap setiap bagian tubuh dan rasa sakitnya sesuai kadar tersebut. Rasa
sakit yg sampai ke ruh tanpa perantara sangatlah dahsyat.
Setelah ruh diseret keluar tubuh, maka setiap anggota tubuh perlahan-lahan akan
menjadi dingin. Yang paling awal adalah kaki dan terakhir adalah mulut. Ketika
ruh berada di tenggorokan, cahaya matapun menghilang.
Itulah sebabnya, Rosululloh saw bersabda, "Ya Alloh, ringankanlah bagiku
kesakitan ketika mati dan naza' (sakaratul maut)." Sebagai ummatnya, kita
seharusnya mengikuti jejak beliau saw.
Diriwayatkan bahwa serombongan ahli 'ibadah dari bani
isroil tiba di suatuvdaerah pekuburan mereka bermusyawarah untuk berdo'a kepada
Alloh SWT agar dengan izinNya dikeluarkan seorang penghuni kubur lalu mereka
akan bertanya bagaimana mereka (penghuni kubur) mengalami maut.
Maka keluarlah seorang penghuni kubur yang hitam dahinya, menandakan ia dulu
banyak bersujud. Ia berkata, "Apa yang akan kalian tanyakan? Aku telah
mati sejak 50 tahun tapi sampai sekarang belum hilang sakitnya maut dari tubuhku."
Di dalam sebuah hadits disebutkan, Rosululloh saw bersabda, "Ya Alloh,
Engkau mengeluarkan ruh dari punggung, tulang dan jari-jari. Mudahkanlah
untukku kekerasan maut". Ketika Rosululloh saw berbicara mengenai kerasnya
maut, beliau bersabda bahwa sakitnya seperti tebasan pedang di 300 tempat.
Dikatakan bahwa setelah nabiyulloh Musa a.s wafat, Beliau menemui Alloh SWT.
Maka Alloh bertanya bagaimana nabi Musa mengalami kematian. Beliau menjawab,
"Aku melihat nyawaku seperti seekor burung yang sedang digoreng
hidup-hidup, tetapi tidak mati dan tidak dapat terbang ataupun lari."
Riwayat lain menyebutkan seperti kambing yang dikuliti hidup-hidup.
Aisyah r.ha berkata, "Ketika Rosululloh saw hampir wafat, maka semangkuk
penuh air ditaruh di sisi beliau saw. Kemudian beliau berkali-kali memasukkan
tangan beliau yang mulia ke dalam mangkuk itu lalu menyapu wajah beliau yang
mulia dan berdo'a, Ya Alloh, tolonglah aku dalam kesakitan naza' ini."
Nabi Ibrahim a.s pernah berkata kepada malaikat maut, Izrail a.s,
"Tunjukkanlah rupamu ketika kamu sedang mencabut nyawa orang fasik!".
Malaikat menjawab, "Engkau tidak akan tahan melihatnya". Nabi Ibrahim
a.s berkata, "Tidak mengapa, aku akan coba". Izrail berkata,
"Tolong palingkan wajahmu ke arah lain !". Nabi Ibrahim memalingkan
wajahnya sebentar, lalu malaikat menyuruhnya berpaling kembali. Maka beliau
melihat sosok hitam bertubuh raksasa, berbulu lebat, bau busuk tercium dari
tubuhnya, berpakaian hitam, dari mulut dan lubang hidungnya keluar api yang
berasap. Melihat pemandangan tersebut, Nabi Ibrahim jatuh pingsan beberapa
lama. Setelah sadar beliau lihat wujud malaikat yang semula. Maka beliau
berkata, "Seandainya tidak ada adzab bagi orang fasik, niscaya melihat
rupamu saja sudah cukup sebagai adzabnya".
Berbeda ketika menemui orang-orang sholih, ia akan berpenampilan sangat indah.
Nabi Ibrahim a.s berkata kepada malaikat maut, "Tunjukkan wajahmu ketika
mencabut nyawa hamba-hamba Alloh yang sholih". Maka terlihat sosok yang
tampan dengan pakaian yang sangat indah berdiri di hadapannya dan tubuh yang
berbau harum. Berkata Ibrahim a.s, "Seandainya tiada balasan bagi
hamba-hamba yang sholih, melihat wajahmu saja ketika datang mencabut ruhnya,
maka itu sudah mencukupi".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar