Minggu, 12 Mei 2013
In:
Islamiyah
DOSA KECIL YANG DIBIARKAN AKAN MEMBINASAKAN HATI
Rasulullah
SAW Bersabda, “hati kalian dari dosa-dosa kecil! Ibaratnya seperti satu kaum
yang singgah di sebuah perut lembah. Masing-masing dari mereka pergi mencari
ranting untuk menyalakan api, lalu datang seseorang membawa sebuah ranting.
Seorang lagi juga datang membawa sebuah ranting. Demikian seterusnya hingga
mereka dapat menyalakan api yang mematangkan roti-roti mereka. Sesungguhnya
dosa-dosa kecil itu ketika pelakunya dihukum niscaya akan membinasakannya.”
(HR. Ahmad)
“Seorang mukmin melihat dosa-dosanya seolah-olah dia sedang duduk di bawah
sebuah gunung, dia khawatir kalau gunung itu akan runtuh menimpanya. Adapun
orang yang fajir/munafik melihat dosa-dosanya seperti lalat saja, yang mampir
di atas hidungnya, lantas dengan ringannya dia halau lalat tersebut -dengan
tangannya-.” (HR. Bukhari)
Bilal bin Sa’ad berkata: “Janganlah engkau memandang kepada kecilnya suatu
maksiat, akan tetapi lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat.” (HR. Ahmad)
Alangkah cepat perubahan cara pandang masyarakat terhadap perbuatan dosa. Anas
berkata mengenai Masa Rasulullah SAW dahulu :
“Kalian sekarang melakukan perbuatan dosa yang di mata kalian perbuatan itu
lebih tipis daripada rambut (sangat remeh). Padahal dulu di masa Rasulullah n
kami menganggapnya termasuk perkara yang akan membinasakan.” (HR. Al-Bukhari)
Ini pada zaman Anas yang hanya berjarak beberapa tahun dari wafatnya
Rasulullah, zaman yang masih termasuk dalam tiga masa keemasan Islam, masih
banyak sahabat dan tabi’in yang kesolehan pribadi dan sosialnya masih sangat
tinggi lalu bagaimana dengan zaman kita yang berjarak ribuan tahun dari
Rasulullah? Maka tak tahulah apa yang akan dikatakan oleh Anas seandainya
beliau mengetahui buruknya zaman ini
Dosa dan maksiat yang diperbuat anak manusia memang mengundang kemudaratan.
Kemudaratannya bagi hati seperti halnya kemudaratan racun bagi tubuh. Tidak ada
satu kejelekan yang didapatkan di dunia dan di akhirat kelak kecuali karena
sebab dosa dan maksiat. (Ad-Da`u wad Dawa`, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah t, hal.
65)
Sudah barang pasti kemaksiatan akan menutup hati. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya jika seorang hamba berbuat kesalahan/dosa dititikkan pada hatinya
satu titik hitam. Namun bila ia menarik diri/berhenti dari dosa tersebut,
beristighfar dan bertaubat, dibersihkan hatinya dari titik hitam itu. Akan
tetapi bila tidak bertaubat dan malah kembali berbuat dosa maka bertambah titik
hitam tersebut, hingga mendominasi hatinya. Itulah ar-ran (tutupan) yang Allah
sebutkan di dalam ayat: ‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu
mereka usahakan itu menutup hati mereka.’ (Al-Muthaffifin: 14)” (HR. Ahmad, Tir
Karena itu, amat disayangkan bila ada orang yang hatinya keras bagaikan batu
sehingga sulit untuk diberi nasihat dan peringatan sebagaimana yang terjadi
pada Bani Israil seperti yang disebutkan Allah SWT dalam firman-Nya:
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ
قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الأَنْهَارُ وَإِنَّ
مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاء وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا
يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّهِ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras
lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai
daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air
daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut
kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
(QS Al-Baqarah:74).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar