Senin, 13 Mei 2013
In:
Fakta Ilmiah
BULAN MEMANG PERNAH TERBELAH~
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ
“Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah
terbelah bulan”. (QS al Qomar: 1)
Yang menarik adalah ayat diatas menjadi sebab
Islamnya seseorang yang nantinya akan menjadi ketua Hizib Islami Britani.
Bagaimanakah ceritanya? Ikuti ulasan berikut ini.
Dalam wawancara televisi dengan seorang pakar
geologi muslim Prof. Dr. Zaqhlul An-Najar, pembawa acara bertanya kepada beliau
tentang ayat diatas: “Apakah terdapat i’jaz ilmi (kemukjizatan yang
bersifat sains) yang terkandung didalam ayat diatas? Dr. Zaqhlul
memberikan jawaban dengan mengatakan: “Berkenaan dengan ayat ini, aku
mempunyai sebuah cerita. Sejak beberapa waktu lamanya aku menjadi tenaga pengajar
di Universitas Chardif di bagian barat Inggris. Yang datang mengikuti
perkuliahaanku terdiri dari muslim dan non muslim. Pernah suatu ketika terjadi
diskusi yang menarik tentang i’jaz ilmi dalam al-Qur`an.
Ditengah-tengah diskusi, ada seorang pemuda muslim berdiri dan mengatakan:
“Tuan, apakah anda melihat bahwa didalam firman Allah “Telah dekat
(datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan” terdapat isyarat i’jaz
ilmi dalam al-Qur`an?” Dr. Zaqhlul mengatakan: “Tidak, karena i’jaz
ilmi ditafsiri oleh ilmu (sains). Sedangkan mukjizat, ilmu (sains) itu
tidak mampu menafsirinya, karena mukjizat adalah suatu perkara luar biasa yang
tidak dapat ditafsiri oleh hukum alam (hukum kausalitas). Terbelahnya rembulan
adalah mukjizat, yang terjadi untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
dan bersaksi tentang kenabian dan kerasulannya. Mukjizat visual adalah bukti
nyata bagi orang yang menyaksikannya. Seandainya hal itu tidak datang dalam
kitab Allah dan sunnah Rarul-Nya tentu kita umat Islam di abad ini tidak wajib
mengimaninya. Akan tetapi kita mengimaninya karena telah datang keterangannya
didalam kitab Allah dan didalam sunnah Rasul-Nya dan karena Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.
Mukjizat Kenabian
Dr. Zaqhlul kemudian menyampaikan terbelahnya
rembulan sebagaimana yang terdapat dalam kitab-kitab hadits. Dia mengatakan
lima tahun sebelum Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berhijrah dari Makkah ke
Madinah, ada sekelompok orang Quraisy yang datang menemui beliau dan
mengatakan: “Hai Muhammad, jika engkau benar-benar seorang Nabi dan Rasul maka
datangkanlah bukti yang menunjukkan bahwa engkau memang benar-benar seorang
Nabi dan Rasul.” Maka Nabi bertanya kepada mereka: “Apa yang kalian inginkan?”
Mereka berkata dengan tujuan melemahkan dan menantang: “Belahlah untuk kami
rembulan itu!” Nabi lantas berdiri beberapa saat. Beliau berdoa kepada Allah
agar memberikan pertolongan untuknya dalam situasi ini. Allah lantas memberikan
ilham kepada beliau untuk berisyarat dengan menggunakan jari tangan beliau
kearah rembulan. Tiba-tiba rembulan tersebut terbelah menjadi dua bagian. Satu
bagian menjauh dari bagian yang lain selama beberapa jam kemudian menyatu
kembali.
Maka orang kafir berkomentar: “Muhammad telah
menyihir kita.” Akan tetapi orang-orang yang cerdas diantara mereka mengatakan:
“Sesungguhnya sihir itu terkadang dapat mempengaruhi orang-orang yang
menyaksikannya dan tidak dapat mempengaruhi seluruh manusia. Maka tunggulah
rombongan yang akan datang dari perjalanan.” Maka orang-orang kafir bergegas
keluar menuju tempat-tempat keluarnya kota Makkah untuk menunggu orang-orang
yang datang dari perjalanan. Ketika rombongan pertama datang orang kafir
menanyakan kepada mereka: “Apakah kalian membuat sesuatu yang aneh telah
terjadi pada rembulan itu?” Mereka menjawab: “Ya, benar. Pada malam fulaniah
kami melihat rembulan itu telah terbelah menjadi dua dan saling berjauhan satu
dari yang lain kemudian kembali menyatu.” Maka berimanlah sebagian dari mereka
orang yang beriman dan kafirlah orang yang tetap kafir.
Oleh karena itu Allah berfirman dalam kitabnya:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ . وَإِنْ يَرَوْا آيَةً
يُعْرِضُوا وَيَقُوْلُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ . وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا
أَهْوَاءَهُمْ وَكُلُّ أَمْرٍ مُسْتَقِرٌّ
“Telah dekat (datangnya) saat itu, dan telah
terbelah bulan. Dan jika (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda
(mukjizat), mereka berpaling dan berkata: “(ini adalah) sihir yang terus
menerus.” Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang
tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya.” (QS Al-Qamar ayat 1-3)
Kisah Nyata
Doktor Zaqhlul melanjutkan penjelasannya dengan
mengatakan: “Dan sesudah aku mengakhiri penjelasanku, maka ada seorang pemuda
Inggris muslim berdiri dia memperkenalkan dirinya: “Aku bernama Dawud Musa
Bidcook, Ketua Hizib Islami Britani”. Setelah itu dia mengatakan: “Tuan,
bolehkah aku memberi keterangan tambahan?” Aku Jawab: “Silahkan.” Dia berkata:
“Sebelum memeluk Islam saya mempelajari banyak berbagai agama. Satu hari ada
seorang mahasiswa muslim memberikan hadiah kepadaku berupa terjemahan
Al-Qur’an. Aku berterima kasih kepadanya karena hadiah tersebut. Lalu buku
terjemah Al Qur’an tersebut aku bawa pulang kerumah. Saat aku membuka
buku terjemah Al-Qur’an itu, surat yang pertama kali aku baca adalah surat
Al-Qomar. Aku membaca ayat:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ
Maka saya katakan: “Apakah ucapan ini masuk akal?
Apa mungkin rembulan itu terbelah kemudian menyatu kembali? Kekuatan apakah
yang mampu melakukan itu?” Maka pemuda tadi mengatakan: “Ayat ini membuatku
tidak dapat melanjutkan membaca al-Qur`an dan akupun tersibukkan dengan urusan
dunia. Akan tetapi Allah mengetahui seberapa jauh keikhlasanku dalam mencari
kebenaran. Maka Tuhanku mendudukkan aku didepan televisi Inggris yang disana ada
acara dialog antara komentator Inggris dengan tiga ilmuwan ruang angkasa
Amerika. Pembawa acara ini memberikan komentar miring terhadap tiga pakar
tersebut karena telah menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk perjalanan
keruang angkasa pada saat bumi dipenuhi berbagai problematika kelaparan,
kemiskinan, timbulnya berbagai penyakit, dan keterbelakangan. Sang komentator
mengatakan: “Seandainya biaya yang demikian banyak itu dihabiskan untuk
memakmurkan bumi tentu lebih bermanfaat”. Akan tetapi tiga pakar tersebut tetap
membela pendapat-pendapatnya dengan mengatakan sesungguhnya teknologi ini bisa
bermanfaat secara praktis dalam berbagai aspek kehidupan, bisa bermanfaat dalam
ilmu kedokteran, industri dan pertanian. Jadi biaya yang demikian besar itu bukanlah
harta yang dihambur-hamburkan dengan percuma akan tetapi biaya tersebut
membantu perkembangan teknologi yang maju untuk mewujudkan tujuan yang mulia.”
Disela-sela dialog tersebut muncul penyebutan
tentang perjalanan yang mendaratkan seseorang astronot diatas permukaan
rembulan. Karena pendaratan tersebut adalah perjalanan ruang angkasa yang
paling banyak memakan biaya, ia telah menghabiskan lebih dari 100 milyar US$,
maka dengan nada tinggi, komentator Inggris mengatakan: “Kebodohan macam apa
ini? 100 milyar US$ hanya untuk mendaratkan seorang ilmuwan Amerika diatas
bulan?” Mereka menjawab: “Tidak, tujuannya bukan untuk mendaratkan ilmuwan
Amerika diatas bulan, tapi kami mempelajari susunan bulan bagian dalam. Dan
kamipun telah menemukan sebuah fakta ilmiah, seandainya kita menghabiskan biaya
berkali-kali lipat daripada ini untuk membuat orang percaya terhadap fakta
tersebut, tentu tidak ada orang yang mempercayai kami.” Maka sang komentator
mengatakan: “Fakta apa itu?” Mereka menjawab: “Rembulan ini pernah terbelah
pada suatu hari kemudian menyatu kembali.” Komentator bertanya: “Bagaimana
kalian mengetahui hal itu?” Mereka menerangkan: “Kami mendapatkan sebuah sabuk
dari bebatuan yang membelah rembulan dari permukaannya hingga kebagian
dalamnya. Kami lantas berembuk dengan para pakar ilmu tanah dan geologi dan
mereka mengatakan hal tersebut tidak mungkin terjadi kecuali jika rembulan
pernah terbelah kemudian menyatu lagi.”
Dawud Musa Bidcook lalu mengatakan: “Maka
saya segera meloncat dari kursi tempat duduk saya dan saya katakan: “Sebuah
mukjizat terjadi untuk Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada 1400 tahun
yang lalu. Allah Subhanahu wa Ta’ala menundukkan orang-orang Amerika untuk
membelanjakan lebih dari 100 Milyar US$ guna menetapkan kebenaran mukjizat itu
untuk umat Islam?! Kalau begitu, pasti agama ini adalah agama yang haq.” Pemuda
itu melanjutkan perkataannya: “Maka sayapun segera kembali ke mushaf dan
langsung membaca surat al-Qomar, dan surat itulah yang menjadi pintu masuknya
Islam kedalam hatiku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar