Sabtu, 01 Desember 2012
In:
Artikel Lain
MENGAPA SIDIK JARI SETIAP ORANG BERBEDA BEDA???
Perilaku kriminal sering dipersalahkan pada kejadian
atau trauma masa kecil. Namun, kemampuan menjadi pencuri berakar pada
perkembangan yang terjadi saat berada dalam rahim. Penyelidikan menunjukkan, pada saat
kehamilan memasuki pekan ke-17, sidik jari pada janin mulai tampak. Keunikan
sidik jari sudah dikenali selama dua millennia dan dipelajari selama dua abad. Namun, ilmuwan belum bisa
menjelaskan bagaimana sidik jari terbentuk. Model teori komputer baru
menunjukkan cara pola ini terbentuk. Sidik jari mulai terbentuk diawali pada
saat kehamilan menginjak pekan ke-10 saat panjang janin masih sekitar 80 mm.
Sidik jari melibatkan tiga fitur berbeda, lengkungan,
putaran dan beralur. Michael Kucken dan Alan Newell dari University of Arizona
menemukan, penciptaan pola sidik jari melibatkan ketegangan dalam selembar
kulit yang terjepit yang disebut lapisan basal. Pada janin, lapisan basal tumbuh
lebih cepat dari lapisan sekitarnya, epidermis di bagian luar dan dermis bagian
dalam. Lapisan basal melengkung dan melipat di beberapa arah dan memaksa
munculnya bentuk kompleks.
Tekanan tercipta pada batas kulit, termasuk kuku dan
lipatan buku serta menyusutnya bantalan ujung jari, ungkap laporan Kucken dan
Newell yang dimuat dalam edisi jurnal Europhysics Letters.“Lipatan ini
menyandikan pola sidik jari masa depan yang akan terlihat pada permukaan kulit
di pekan berikutnya,” papar Kucken. Karena pola sidik jari dikodekan di bawah
permukaan kulit, pola ini tak bisa dihancurkan oleh cedera kulit dangkal,
lanjutnya.
Namun, ia mengakui, bagaimana tepatnya pola tersebut
diawetkan selama pertumbuhan janin masih belum jelas. Model ini menegaskan
penjelasan 80 tahun yang belum pernah mendapatkan penerimaan. Sidik jari merupakan hal aneh bagi
ilmuwan. Bahkan, telapak tangan manusia secara misterius berbeda dari bagian
tubuh manusia lainnya dalam beberapa cara. “Tak hanya ada sidik jari, pada
telapak tangan kulitnya juga tebal,” ungkapnya. Selain itu, terdapat kelenjar
keringat yang lebih banyak dan tak ada folikel rambut, lanjut Kucken. Kucken
mengatakan, lekukan pada sidik jari mungkin berkaitan dengan pembentukan alur
otak, struktur tertentu dalam mata, dan bahkan folikel rambut.
Banyak rancangan alam secara matematis sama dengan
sidik jari. Termasuk, riak gundukan pasir, garis-garis ikan tropis, dan pola
cairan, papar Kucken. Salah satu fenomena serupa yang dikenal sebagai pusaran
Von Karman terjadi saat arus udara atau cairan bergerak dalam arah berlawanan. Proses itu bisa menciptakan awan
yang meringkuk secara fantastis. Serangga meminjam energi dari vortisitas von
Karman untuk diciptakan sayap mereka sendiri guna meningkatkan kecepatan dan
manuver. Tak semua
pola beragam diciptakan mekanisme sama, kata Kucken. Namun, hal ini bisa
dijelaskan persamaan serupa. Kesamaan ini membuat sulit untuk menemukan
mekanisme fisik dibaliknya, terutama pola biologis yang sangat kompleks.
“Penelitian
kami menunjukkan, ketidakstabilan mekanis terkait beberapa keadaan,” kata
Kucken. Lebih lanjut, saat ini terdapat diskusi mengenai bukti sidik jari harus
tetap berlaku di pengadilan meski tak memiliki implikasi langsung pada
identifikasi sidik jari yang bisa membantu memberi landasan yang lebih solid
pada subyek masa depan, tutupnya.[vivanews]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar